Malaysia (haluanpos.com)-Dalam sebuah acara intelektual yang bergengsi di Universiti Putra Malaysia (UPM) pada Jumat, 9 Agustus 2024, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. H. Khairunnas Rajab, M.Ag, sekali lagi mencuri perhatian sebagai pembicara utama. Acara bertajuk “Wacana Intelektual Tahun 2024” itu menjadi panggung bagi Prof. Khairunnas untuk mengemukakan gagasan revolusioner tentang “Psikoterapi Islam dan Kesihatan Mental dalam Merentasi Masyarakat.”
Mengawali sesi tersebut, Prof. Madya Dr. Hanina H. Hamsan dari Fakultas Ekologi Manusia UPM, yang bertindak sebagai moderator, menggarisbawahi pentingnya penerapan psikoterapi Islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan kampus yang rentan terhadap stres. Menurutnya, mengingat Allah SWT adalah kunci dalam meredakan tekanan mental yang seringkali melanda dosen dan mahasiswa.
Dengan penuh kepercayaan diri, Prof. Khairunnas memaparkan konsep Psikoterapi Islam sebagai solusi alternatif yang tak tertandingi dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan di era modern ini. “Psikoterapi Islam bukan sekadar menyembuhkan fisik dan mental, tetapi juga menyelaraskan hubungan manusia dengan Allah SWT, serta meneguhkan nilai-nilai spiritual dan etika yang menjadi fondasi kehidupan,” tegasnya.
Prof. Khairunnas melanjutkan, Psikoterapi Islam adalah pendekatan holistik yang tidak hanya mengatasi gejala-gejala gangguan mental seperti kecemasan dan depresi, tetapi juga menawarkan keseimbangan antara tiga aspek utama: hubungan dengan Allah SWT (hablumminallah), hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas), dan hubungan dengan alam (hablumminal alam). “Ini adalah solusi yang mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia, memberi makna dan ketenangan yang lebih dalam di tengah derasnya tantangan hidup di era milenium,” ungkapnya.
Tidak berhenti di situ, Prof. Khairunnas juga menyoroti dampak sosial dari penghinaan dan pembulian, yang seringkali merusak citra diri seseorang. Menurutnya, psikoterapi Islam dapat menjadi alat ampuh untuk memulihkan harga diri dan kesejahteraan emosional melalui pemupukan hubungan yang kuat dengan Allah SWT dan komunitas sekitar. “Hubungan vertikal dengan Allah SWT yang kokoh akan memperbaiki hubungan horizontal dengan sesama, bahkan dengan makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan. Inilah esensi dari berdamai dengan diri sendiri,” paparnya.
Sebagai penutup, Prof. Khairunnas menegaskan bahwa Psikoterapi Islam bukanlah konsep baru. Jauh sebelum ilmu psikoterapi barat berkembang, Nabi Muhammad SAW telah menerapkan prinsip-prinsip dasar terapi psikologis melalui akhlak mulia yang diteladaninya. “Baginda Nabi SAW, sebagai Psikoterapis Agung, telah menanamkan dasar-dasar psikoterapi dalam kepribadiannya yang jujur, amanah, sabar, dan penuh kasih sayang, yang hingga kini menjadi pedoman bagi umat manusia,” pungkasnya.
Acara tersebut berhasil menarik perhatian peserta dan mengukuhkan posisi Prof. Khairunnas sebagai salah satu pemikir terdepan dalam mengangkat nilai-nilai Islam ke dalam konteks kesehatan mental modern terutama untuk dunia kampus. (Sadarman/Rilis).